Powered By Blogger

Sabtu, 14 Mei 2011

perkolaasi


Ø  Pengertian Perkolasi
§  Perkolasi adalah suatu metode yg digunakan untuk mengetahui daya resap air terhadap tanah..dilakukan untuk mngetahui apakah jenis tanah tersebut cocok digunakan untuk membuat sarana parit atau sumur resapan..metode yg digunakan dengan cara menggali tanah sedalam 50 cm dengan diameter 30 cm..5 cm diisi pasir..lalu diisi air dengan ketentuan yg ada.
§  Perkolasi adalah proses bergeraknya air melalui profil tanah karena tenaga gravitasi.
Ø  Fungsi-fungsi bagian septic tank
a.   Pipa ventilasi
Pipa ventilasi secara fungsi dan teknis dapat dijelaskan sebagai  berikut :
  1. Mikroorganisme dapat terjamin kelangsungan hidupnya dengan adanya pipa ventilasi ini, karena oksigen yang dibutuhkan untuk kelangsungan hidupnya dapat masuk ke dalam bak pembusuk, selain itu juga berguna untuk mengalirkan gas yang terjadi karena adanya proses pembusukan. Untuk menghindari bau gas dari septick tank maka sebaiknya pipa pelepas dipasang lebih tinggi agar bau gas dapat langsung terlepas di udara bebas (Daryanto, 2005).
  2. Panjang pipa ventilasi 2 meter dengan diameter pipa 175 mm dan pada lubang hawanya diberi kawat kasa (Machfoedz, 2004).
b. Dinding septic tank
  1. Dinding septic tank dapat terbuat dari batu bata dengan plesteran semen (Machfoedz,2004)
  2. Dinding septic tank harus dibuat rapat air (Daryanto, 2005)
  3. Pelapis septic tank terbuat dari papan yang kuat dengan tebal yang sama (Chandra, 2007).
c. Pipa penghubung
  1. Septic tank harus mempunyai pipa tempat masuk dan keluarnya air (Chandra, 2007).
  2. Pipa penghubung terbuat dari pipa PVC dengan diameter 10 atau 15 cm (Daryanto, 2005)
d. Tutup septic tank
  1. Tepi atas dari tutup septic tank harus terletak paling sedikit 0,3 meter di bawah permukaan tanah halaman, agar keadaan temperatur di dalam septic tank selalu hangat dan konstan sehingga kelangsungan hidup bakteri dapat lebih terjamin (Daryanto,2005).
  2. Tutup septic tank harus terbuat dari beton (kedap air) (Machfoedz, 2004).
Konstruksi Septic tank terdiri dari minimum 2 ruang (chamber) dan bisa juga Iebih.Pada ruang pertama (treatment chamber 1) berkisar 70% (2/3) dari total volume desain, karena sebagian besar dari lumpur/sludge don scum akan terjadi di ruang ini, dan ruang kedua 30% (1/3) total volume untuk menangkap partikel padatan yang lobs dari ruang pertama.

Pada ruang pertama ini limbah cair yang masuk akan menjadi 3
bagian ialah:
1. Lumpur/sludge yang mengendap pada bagian bawah dan untuk seterusnya  lumpur ini akan terurai lewat proses anaerobik.
2. Supernatant, ialah cairan yang telah terkurangi unsur padatannya dan untuk seterusnya akan mengalir menuju ke chamber 2
3. Scum (buih atau langit-langit) yang merupakan bahan yang lebih ringan dari air seperti minyak, lemak, dan bahan ikutan lain.Scum ini bertambah lama bertambah tebal. Karena itu perlu dihilangkan secara periodik (biasanya sekali dalam 1 tahun).Scum ini sebenarnya tidak mengganggu reaksi yang terjadi selama proses pengolahan, tetapi bila terlampau tebal akan memakan tempat hingga kapasitas treatment akan berkurang.
Sedangkan pada ruang kedua (dan berikutnya) yang terjadi adalah:
a.   Endapan lumpur/sludge, khususnya partikel yang tidak terendapkan pada ruang pertama.
b.   Supernatant yang seterusnya menjadi effluent untuk dibuang ke alam atau diresapkan kedalam tanah.
Mekanisme Kerja Septic Tank
Septic tank terdiri dari tangki sedimentasi yang kedap air, sebagai tempat tinja dan air buangan masuk dan mengalami dekomposisi. Di dalam tangki ini tinja akan berada selama beberapa hari. Selama waktu tersebut tinja akan mengalami 2 proses (Notoatmodjo, 2003):
a. Proses kimiawi
Akibat penghancuran tinja akan direduksi dan sebagian besar (60-70%) zat-zat padat akan mengendap di dalam tangki sebagai sludge. Zat-zat yang tidak dapat hancur bersama-sama dengan lemak dan busa akan mengapung dan membentuk lapisan yang menutup permukaan air dalam tangki tersebut. lapisan ini disebut scum yang berfungsi mempertahankan suasana anaerob dari cairan di bawahnya, yang memungkinkan bakteri-bakteri anaerob dapat tumbuh subur, yang akan berfungsi pada proses berikutnya.
b. Proses biologis
Dalam proses ini terjadi dekomposisi melalui aktivitas bakteri anaerob dan fakultatif anaerob yang memakan zat-zat organik dalam sludge dan scum. Hasilnya, selain terbentuknya gas dan zat cair lainnya, adalah juga pengurangan volume sludge, sehingga memungkinkan septic tank tidak cepat penuh. Kemudian cairan enfluent sudah tidak mengandung bagian-bagian tinja dan mempunyai BOD yang relatif rendah. Cairan enfluent ini akhirnya dialirkan keluar melalui pipa dan masuk ke dalam tempat perembesan.
Kedua tahapan di atas berlangsung di dalam septic tank. Berikut ini beberapa hal yang perlu diperhatikan:
  1. Penumpukan endapan lumpur mengurangi kapasitas septic tank sehingga isi septic tank harus dibersihkan minimal sekali setahun.
  2. Penggunaan air sabun dan desinfektan seperti fenol sebaiknya dihindari karena dapat membunuh flora bakteri di dalam septic tank.
  3. Septic tank baru sebaiknya diisi dahulu dengan air sampai saluran pengeluaran, kemudian dilapisi dengan lumpur dari septic tank lain untuk memudahkan proses dokomposisi oleh bakteri (Chandra, 2007).
Pendapat lain dikemukakan Suriawiria (1996), bahwa salah satu cara pengelolaan tinja manusia adalah dengan penggunaan tanki septik (septic tank) dan resapannya. Dengan cara ini maka buangan yang masuk ke dalam bejana/tangki akan mengendap, terpisah antara benda cair dengan benda padatannya. Benda padatan yang mengendap di dasar tangki dalam keadaan tanpa udara, akan diproses secara anaerobik oleh bakteri sehingga kandungan organik di dalamnya akan terurai. Akibatnya, setelah kurun waktu tertentu, umumnya kalau tangki septik tersebut sudah penuh dan isinya dikeluarkan, maka sisa padatan sudah tidak berbau lagi, seperti halnya kalau kotoran/tinja tersebut dibiarkan di luar tangki septik. Yang tetap menjadi masalah adalah untuk benda cairan setelah padatannya dipisahkan, karena di dalam cairan tersebut masih akan terkandung sejumlah mikroba, yang mungkin masih bersifat patogen (dapat menyebabkan penyakit). Karenanya salah satu cara pemecahan yang banyak digunakan adalah dengan menggunakan resapan, untuk mengalirkan benda cairan setelah benda padatnya mengendap. Cara resapan yang digunakan adalah dengan membuat lapisan yang terdiri dari batu kerikil di bawah tanah sehingga air yang meresap masih mendapatkan suplai oksigen (aerobik), sehingga mikroba patogen akhirnya akan terbunuh.
Pembangunan Septic Tank
Septic tank satu ruang
Keterangan:
A
=
Inlet
B
=
Outlet
C
=
Penahan
D
=
Busa yang mengapung
E
=
Lumpur
F
=
Ruang bebas busa
G
=
Ruang bebas lumpur
H
=
Kedalaman air dalam tangki
I
=
Ruang kosong
J
=
Kedalaman pemasukan penahan
K
=
Jarak penahan ke dinding, 20-30 cm
L
=
Sisi atas penahan 2,5 cm di bawah dinding atas tangki
M
=
Tutup tangki, biasanya bulat
N
=
Permukaan tanah, kurang dari 30 cm di atas tangki (jika kurang, naikkan tutup tangki ke permukaan tanah)
Untuk keperluan perencanaan maka volume septic tank harus dihitung. Perencanaan ini alan menyangkut jumlah pemakai, masa pengurasan, serta perkiraan volume rata-rata tinja yang dihasilkan. Untuk keperluan perencanaan apabila tidak tersedia data hasil penelitian setempat, maka dapat digunakan angka kuantitas tinja manusia sebesar 1 Kg berat basah per orang per hari (Soeparman, 2002).
A
=
Bagian inlet
B
=
Bagian outlet
C
=
Ruang penggelontoran
D
=
Sifon penggelontoran
E
=
Penurunan kedalaman cairan
F
=
Outlet
G
=
Tutup lubang pemeriksa
       Septic tank dua ruang




Article Source :
  1. Chandra, B. 2007. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
  2. Daryanto. 2005. Kumpulan Gambar Teknik Bangunan. Jakarta: PT. Rineka Cipta
  3. Notoatmodjo, S. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat (Prinsip-prinsip Dasar). Jakarta: PT. Rineka Cipta
  4. Soeparman dan Suparmin. 2002. Pembuangan Tinja & Limbah Cair (Suatu Pengantar). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Ø  Kolam Stabilisasi
Ada tiga jenis umum digunakan kolam stabilisasi limbah: anaerobik, fakultatif dan pematangan.
Kolam anaerobik tidak mempunyai oksigen terlarut maupun ganggang. Fakultatif dan pematangan yang beragam dalam ganggang tinggi. Mereka sangat penting bagi stabilisasi limbah. Kolam fakultatif dibangun setelah kolam anaerobik, dan begitu menerima menetap pembuangan kotoran dari mereka Ditempatkan setelah berbagai fakultatif adalah pematangan yang yang meningkatkan kualitas bakteri limbah akhir, dan begitu pula tepat disebut sebagai kolam polishing.
Ketiga jenis kolam stabilisasi limbah disusun dalam seri; anaerobik satu diikuti oleh fakultatif dan satu atau lebih pematangan kolam. Pengaturan semacam itu akan membantu berbagai jenis untuk melakukan fungsi-fungsi alami mereka dalam pengolahan air limbah, sehingga dapat menghasilkan limbah kualitas yang dapat diterima. Yang anaerobik yang sangat efektif untuk air limbah dengan BOD tinggi (> 300 mg / l) dan mereka dengan jumlah yang tinggi padatan tersuspensi. Ini bersama dengan fakultatif terutama mengurangi beban organik (BOD) sedangkan kolam pematangan menghapus diekskresikan patogen (tinja coliform), nutrisi tanaman (biasanya nitrogen dan fosfor) dan beberapa Direksi.
Air limbah kolam stabilisasi (WSP) - Seorang pria buatan satu, atau serangkaian dibangun untuk perawatan air limbah. Air limbah diperbolehkan untuk tetap tinggal di WSP untuk jangka waktu tertentu di mana, mikroorganisme dibantu oleh kekuatan-kekuatan alam bekerja pada bahan organik dan dengan demikian suatu limbah yang dapat diterima oleh standar kualitas yang dihasilkan.: Mari kita lihat lebih dekat berbagai jenis WSP's:
Anaerobik - Sebuah WSP mana bakteri anaerob menguraikan materi organik dalam ketiadaan oksigen. Dalam kombinasi sistem kolam, ini umumnya ditempatkan pertama yang menerima air limbah mentah secara langsung.
.     Fakultatif - Sebuah WSP di mana kedua anaerobik dekomposisi pada lapisan bawah, di mana oksigen terlarut tidak ada, bersama dengan oksidasi aerobik di lapisan atas terjadi secara simultan. Pada lapisan atas ganggang bersama dengan bakteri aerobik dan fakultatif hidup berdampingan.
Pematangan - Sebuah WSP aerobik, yang bertindak sebagai sekunder atau tersier unit pengolahan setelah fakultatif kolam / tambak untuk terutama meningkatkan kualitas bakteriologis limbah, sementara beberapa pengurangan beban organik juga tercapai.
Primer - WSP tunggal atau unit pertama kombinasi kolam secara seri, yang menerima air limbah mentah. These may be anaerobic or a facultative one. Ini mungkin anaerobik atau fakultatif satu.
Kolam Menengah - Sebuah WSP yang didahului oleh yang utama. Mungkin milik anaerobik, kolam fakultatif atau pematangan.  Tersier - Extensions di atas kolam stabilisasi limbah cair. Proses aerobik - Sebuah proses biologis dalam kolam stabilisasi limbah yang pada dasarnya kebutuhan ketersediaan oksigen. Proses anaerobik - Sebuah proses biologis dalam WSP yang terjadi dalam ketiadaan oksigen.
Ø  Dekomposisi Tinja
Proses penguraian (decomposition) pada tinja secara alamiah akan berlangsung, sehingga akan berubah menjadi bahan yang stabil, tidak berbau, dan tidak mengganggu. Aktivitas utama dalam proses dekomposisi tersebut adalah (Soeparman, 2002) :
1.   Pemecahan senyawa organik kompleks, seperti protein dan urea, menjadi bahan yang lebih sederhana dan lebih stabil.
2.   Pengurangan volume dan massa (kadang-kadang sampai 80%) dari bahan yang mengalami dekomposisi, dengan hasil gas metan, karbon dioksida, amonia, dan nitrogen yang dilepaskan ke atmosfer, bahan-bahan yang terlarut dalam keadaan tertentu meresap ke dalam tanah di bawahnya.
3.   Penghancuran organisme patogen yang dalam beberapa hal tidak mampu hidup dalam proses dekomposisi, atau diserang oleh banyak jasad renik di dalam massa yang tengah mengalami dekomposisi.
Bakteri memegang peranan penting dalam dekomposisi. Aktivitas bakteri dapat berlangsung dalam suasana aerobik atau anaerobik. Proses anaerobik tersebut misalnya terjadi pada kakus air (aqua privy), tangki pembusukan (septic tank), atau pada dasar lubang yang dalam. Atau dapat pula terjadi secara aerobik, seperti pada dekomposisi tertentu. Di samping itu, dekomposisi dapat terdiri lebih dari satu tahap, sebagian aerobik dan sebagian lagi anaerobik, tergantung pada kondisi fisik yang ada. Sebagai contoh, proses anaerobik berlangsung dalam septic tank, effuent cair meresap ke dalam tanah melalui saluran peresapan dan meninggalkan banyak bahan organik pada lapisan atas tanah. Bahan organik itu diuraikan secara aerobik oleh bakteri saprofit yang mampu menembus tanah sampai kedalaman 60 cm.